KEUTAMAAN WAWANCARA
Wawancara atau interview merupakan kemampuan dasar jurnalistik yang sangat penting. Wawancara bagi media massa merupakan bagian tak terpisahkan dari kinerja media dalam menggali data/informasi dari narasumber. Oleh karena itu diperlukan teknik wawancara yang baik dan benar agar tujuan interview akan tercapai.
Wawancara yang baik.
Dalam dunia jurnalistik, wawancara selalu dimaksudkan sebagai upaya untuk mendapatkan berita, komentar atau opini sehubungan dengan sesuatu yang berhubungan dengan otoritas yang dimiliki seseorang. Untuk melengkapi dan mempertajam suatu berita wartawan harus m
elakukan wawancara. Mengadakan wawancara atau interview pada prinsipnya merupakan usaha untuk menggali keterangan yang lebih dalam dari sebuah berita dari sumber lain yang relevan. Informasi atau keterangan itu bisa berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran dan sebagainya. Oleh karena itu mengendalikan sumber berita, selain diperoleh dalam suatu peristiwa atau kejadian di lapangan juga bisa dari hasil wawancara.
elakukan wawancara. Mengadakan wawancara atau interview pada prinsipnya merupakan usaha untuk menggali keterangan yang lebih dalam dari sebuah berita dari sumber lain yang relevan. Informasi atau keterangan itu bisa berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran dan sebagainya. Oleh karena itu mengendalikan sumber berita, selain diperoleh dalam suatu peristiwa atau kejadian di lapangan juga bisa dari hasil wawancara.
Tujuannya jelas.
Tujuan Jelas yang dimaksud adalah apakah wawancara itu hendak menghasilkan informasi, atau opini. Jika seorang reporter hanya menghendaki jawaban berupa informasi dari objek liputannya, maka pertanyaannya menjurus kepada pertanyaan : tentangpenyebab kebakaran,tentang kesulitan yang dihadapi para petugas kebakaran dantentang berapa banyak kerugian. Dalamhalinimateri pertanyaan harus disesuaikan dengan nara sumber yang menjadi target reporter. Pertanyaan penyebab kebakaran ditanyakan kepada pemilik gedung atau rumah yang terbakar. Pertanyaan berikutnya diajukan kepada pimpinan dinas pemadam kebakaran setempat atau koordinator petugas kebakaran di lapangan.
Jika pertanyaan yang diajukan reporter hanya menghendaki komentar dan opini dari seorang objek pelaku, maka pertanyaannya berbentuk : mengapa wilayah ini memerlukan bendungan baru. SelanjutnyaBagaimana reaksi pemilik lahan yang terkena proyek pembangunan bendungan ? Jawaban untuk kedua pertanyaan tersebut tergantung pada siapa yang akan menjadi sasaran pertanyaan. Apakah orang biasa yang memandang bendungan yang lama terlalu kecil (komentar) atau seseorang yang memandang penting bendungan bagi kemajuan wilayah (opini) ?
Merupakan hasil penelitian yang sudah dipersiapkan,
Wawancarayang baik merupakan hasil penelitian yang sudah dipersiapkan.Wawancara tanpa melakukan penelitian dan persiapan sama halnya dengan hasrat memenangkan lomba tanpa latihan. Penelitian dimaksud untuk menentukan topik dan narasumber.
Topik akan diperoleh melalui berbagai refrensi, surat kabar, majalah, radio, televisi, maupun fasilitas-fasilitas dokumentasi. Kumpulkan sebanyak mungkin latar belakang suatu persoalan agar reporter dapat mengajukan pertanyaan yang cerdik dan menarik untuk si nara sumber.
Untuk nara sumber, pilihlah yang dapat mendukung topik. Bertindaklah sebagai seorang detektif yang mempunyai keingintahuan soal latar belakang pendidikan, keahlian, umur, jabatan, dan wataknya. Jangan lupa juga mengamati vokal suaranya. Tanyakan juga bagaimana seharusnya memanggilnya : Yang Mulia, Bapak/Ibu, Saudara, atau Bung.
Persiapan seorang reporter dalam hal melakukan wawancara.
Mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan harus langsung, singkat, sederhana, mudahdipahami, dan menarik. Satu pertanyaan untuk satu kesempatan. Bentuknya adalah pertanyaan, bukan pernyataan.
Menerima jawabanPersiapan menerima jawaban Secara garis besar, jawaban dari orang yang diwawancarai dapat diduga. Kemudian rancang pertanyaan logis berikutnya.
Berkembang secara logis. Tempatkan pertanyaan dalam urutan yang logis, sehingga alur wawancara dapat diikuti. Rencanakan pertanyaan pembukaan yang kuat dan pertanyaan terakhir yang menantang.
Melibatkan khalayak. Seorang reporter yang sedang melakukan wawancara, untuk itu harus menjaga pikiran agar wawancara tetap menarik, memberikan topik yang menarik minat pembaca dan pendengar, membuat tingkat pemahaman program yang harus selaras dengan kemampuan rata-rata pendengar dan pembaca.
Berlaku adil dan tidak memihak. Pewawancaratidak diperbolehkan mengekspresikan pendapatnya dalam wawancara. Ini tidak berarti pewawancara tidak mempunyai perasaan atau titik pandang tertentu.
Hindari penghakiman, misalnya menghabiskan uang rakyat benar-benar perbuatan yang salah, kelompok musik Dewa berhasil dengan mengagumkan.Menjadi adil juga tidak melalaikan topik “sensitif”, baik politik, iklan maupun moral, dan tidak menghilangkan pertanyaan yang diminta orang yang diwawancarai, kecuali dia benar-benar tidak mengetahui jawabannya.
Dikendalikan oleh pewawancara.
Menjaga tempo bicara. Bila nara sumber berbicara cepat, pewawancara menanggapi dengan lambat. Jika narasumber terlalu lambat, cobalah merangsanya lebih cepat. Program yang baik mempunyai keragaman dan kontras. Ragamkan panjang pertanyaan, kadang pertanyaan singkat, juga kecepatan wawancara, dan sesekali jawaban pendek. Hindarilah posisi di bawah kendali narasumber, karena pewawancara dan nara sumber berada dalam kedudukan setara. Kemampuan untuk mengendalikan wawancara bisa dilakukan reporter dengan memberi perhatian sungguh-sungguh terhadap proses wawancara. Hindarilah suara tumpang tindih antara pewawancara dan narasumber. Misalnya, jawaban belum selesai, sudah diikuti pertanyaan lain sehingga ada kesan saling mengejar.
Terdengar spontan.
Sebuah wawancara bukanlah percakapan. Oleh sebab itu, hindarilah Membaca pertanyaan agar ada kesan spontan, Membuat catatan ringkas dan jawaban tertulis. Diperlukan cara profesional untuk membacanya di depan mikrofon, karena wawancara tertulis biasanya mengganggu.
Menarik.
Pewawancara memberi semangat kepada narasumber dan mengembangkan minatnya dengan cara tempatkan narasumber pada posisi yang mudah, sehingga ia dapat berbicara dengan bebas. Tampilkan rasa simpatik untuk mengatasi kecanggungannya
ragamkan tempo tuturan, pertanyaan, dan cara mereka membentuk kerangka pikiran.
Hasil wawancara yang baik atau sempurna memerlukan kronologis yang meyakinkan. Susunannya adalah topik, pertanyaan, dan reaksi. Dalam pembukaan yang menarik juga perlu urutan yang logis dan kalimat penutup yang “menyengat”. Ada kalanya wawancara memakan waktu cukup lama sehingga perlu disunting. Penyunting tersebut dilakukan untuk, Memilih materi dari rekaman aktual yang masih mentah, Menyiapkan urutan (jika ada satu atau dua alternatif rekaman), Menggabungkan dalam suatu urutan bila rekaman terdiri dari berbagai sumber, dan Memindahkan satu bagian dengan tujuan khusus, misalnya pembukaan yang menarik dan promosi yang mengerikan.
Komentar
Posting Komentar